empat purnama lalu cinta memberi tasbih namamu
untuk kugulirkan kala rindu menerpa kalbu
cinta menitipkan pula setitik air
untuk kucampur air mataku yang mengalir
dan aku tetap tenggelam dalam kesunyian
tanpa bisa sentuh bayang impian
kau tahu pengembaraanku terhenti di padang milikmu
pada hamparan hijau rumput kueja namamu
di tebing-tebing bukit kuukir kerinduanku
hingga kuhanyutkan asa lewat deras sungai menuju hulu
namun tetap saja tak tampak sosok damai itu
hingga tersungkur ku dalam lembah risau
apa kau tahu cintaku bukan angin badai
bukan gelombang besar menerjang karang
cintaku hanya bisikan lirih menasbih namamu
cintaku tetesan air selalu pada batu hatimu
cintaku desah kecil terurai kecemasan
langkah kecil tertatih gapai matahari
karena cinta telah mengetuk pintuku
menitipkan butir asa berpahat namamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar