Senin, 25 Juli 2011

mencari inspirasi itu, sama sulitnya seperti mencari calon istri.. haha..

Haaaaa.....tak punya inspirasi, tak punya halusinasi, tak mampu berfantasi untuk mengungkapkan segala imajinasi yang ada di dalam benak ini...
Sungguh menulis itu sebenarnya mudah, sungguh mudah kita hanya perlu menuangkan pikiran pada media tertentu dan mulai menulis, seperti sekarang ini saya mencoba menuangkan pikiran saya di blog ini..... *dituang.??emank air...heheh..
Lanjutt..!!!! Lanjut Lanjut Lanjutkan hidupmu pegang terus prinsipmu.....apa hubungannya dengan pendahuluan di atas..

Hadooohh saya sendiri bukan penulis, tidak pernah bercita - cita menjadi penulis seperti Bang Andrea Hirata, Khailil Gibran dan penulis - penulis besar lainnya, menulis di blog ini hanya sebuah metode pengalihan perhatian dari kepenatan akan pikiran - pikiran aktivitas yang saya lakukan, dan dari kekecewaan hati yang berlarut - larut, tak tau lah kapan berakhir......:))
Sekali lagi menulis disini merupakan pengalihan perhatian....camkan itu.....huahahahahahahaha...


semester pendek menyebabkan :
pusing, banyak tugas, keteteran, sulit bagi waktu, uas biyayaan, duit mancur dari kantong, ujung-ujungnya tepar..

"ini tjoema toelisan tijada djelas mahoenja, djangan sekali kali kowe orang memperhatikan dengen saksama.. benar benar tijada mendidik.."


Jumat, 15 Juli 2011

ya Allah, jika memang ingin memberi yang lebih baik utk hamba, hamba mohon.. jangan lewat cara ini ya Allah..karena bukan hanya hamba yang kecewa, tp ada orang lain juga yang akan merasakannya..


Kamis, 14 Juli 2011

Wanita... the trully manager




Saat ini saya masih terjaga seperti biasanya. Cuma saya sedang memikirkan sesuatu yang mungkin anda pernah pikirkan. Saat mencoba resting pikiran, sambil mereguk kopi, sembari menikmati dinginnya udara malam setelah segar diguyur hujan tadi sore, masih berkabut dan lumayan sejuk. Sengaja dari tadi winamp saya aktifkan untuk melantunkan lagu lagu yang soft, supaya sedikit membantu slowing down laju roda roda gigi di otak. Secara kebetulan karena suffle mode saya on kan, terdengar lagu manis dari Karyn White, superwoman. Entah karena pikiran lagi kosong, syair lagu menjadi terasa masuk mengisi pikiran, secara tak sadar pula saya mencerna bait demi bait, kata demi kata.

Yah lagu itu seperti sebuah ungkapan emosi dan mungkin juga dapat dikatakan sebuah upaya untuk tegar kalau tidak mau dikatakan sebuah counter back argumentasi, pembelaan diri. Saya tidak mau mengapresiasi lagu itu, silakan anda dengar dan resapi sendiri, sense of meaning saya beda dengan anda, seni dan apresiasi itu subyektif sekali.

Saya mencoba berpikir yang logis saja. Apa yang diceritakan si Karyn ada benarnya juga, sering kali saya dengar dan lihat sendiri, masih ada pendapat persons, pria tentunya, yang menganggap peran seorang wanita tak lebih dari pelengkap saja. Benarkah demikian..?

Sekali lagi pendapat bisa berbeda. Tapi mari kita sedikit berhitung. Taruh kata acara pagi istri anda. Pagi benar ia harus bangun, untuk mencuci baju, memasak untuk sarapan anda. Kalau anda sudah memiliki buah hati, belum selesai ia menghidangkan makanan untuk sarapan, si buyung mulai ribut entah terbangun entah ngompol atau kenapa,terpaksalah harus mengecilkan api kompor untuk mengatur timing antara kegiatan dapur dengan acara menenangkan si buyung tidak berbenturan. Setelah selesai kembali ke dapur atau si upik sudah perlu dibangunkan supaya ia bisa mempersiapkan diri untuk sekolah..? Ketika semua tadi sudah running, istri anda harus mengambil sapu dan mulai membersihkan istana anda, belum usai acara menyapu, si upik kembali membuat acara baru dengan menunda kegiatan makannya, entah minta disuapi atau ia sedang tidak berselera, padahal ia harus segera berangkat sekolah supaya tidak terlambat. Setelah semuanya clear, ia meneruskan menjadi cleaning service pribadi anda, meneruskan acara menyapu atau mulai melanjutkan dengan acara membereskan pasca sarapan. Mulai menyimpan masakan yang tersisa, membersihkan meja makan, mencuci piring. Fiuuhhh… everything’s done. Take a rest time. Ups.. kalau istri anda seorang pekerja pula seperti anda..? bagaimana dengan timing tadi..? seberapa hebatkah kecekatan yang diperlukan..?

Dalam rutinitas sehari hari sedikit salah timing atau ada hal yang diluar dugaan berakibat mengacau jadwal yang telah seakan akan terbentuk, kekacauan yang berimbas pada keterbatasan waktu pasti mengorbankan beberapa item, terlewat atau tidak sempat. Sama dengan rutinitas pagi tadi, meskipun sebuah rutinitas, namun apa yang dihadapi tiap pagi tidaklah sama. Misalkan karena si buyung ngompol dan ia harus segera dibersihkan, namun karena terburu buru menyambangi jadi kelupaan untuk tidak mengecilkan kompor, mungkin pada saat menyapu disambi dengan memasak misalnya dan pecah tangisan si buyung tadi yang meminta prioritas dan urgensi yang lebih untuk diperhatikan. Alhasil sarapan anda menjadi berantakan, gara gara gosong. Andalah yang menerima konsekuensinya. Anda mungkin diam karena menyadarinya, tapi mungkin ada juga di antara anda yang entah mengerti atau tidak pangkal permasalahannya, tiba tiba marah marah karena tidak jadi sarapan. Ngamuk nggak karuan sampai mungkin mendiamkan istri anda. Haahhh… Sepele saja sebenarnya.

bagaimana bila si upik tiba tiba sakit, padahal semalam ia baik baik saja, jadwal menjadi lebih padat karena si upik membutuhkan ekstra perhatian lebih dari biasanya. Secara naluriah saja.

Jika anda..? anda cukup bangun karena dibangunkan atau alarm, lalu tengak tengok mencari nyawa, lalu beranjak ke kamar mandi atau, “sayang, kopiku mana..?”.

Anda cukup duduk di kursi meja makan setelah istri anda memanggil, ”mas.. sarapan dulu..”. lalu setelah selesai dengan sarapan baru memonitor, “sayang, si buyung masih tidur..? si upik sudah bangun belum..?”

Setelah mendapat laporan barulah, “oke sayang, aku berangkat dulu ya, baik baik dirumah. Cium dulu sini.. clup :-*”, atau mungkin malah dengan embel embel, ”ntar masakin lauk kesukaanku ya..”

Haha.. simple banget ya.. dari sepenggal cerita ini benarkah begitu adanya peran pelengkap itu..? justru sesuatu yang behind the screen itu lebih rumit, berat dan beresiko dari everything that shown on the screen..?

Mungkin seperti berikut ini padanan posisi anda berdua tentunya secara fungsional di dalam kerajaan anda. Anda adalah direktur keluarga dan isri adalah manajernya. Direktur adalah direktur, seorang owner of control. Yang mendedikasikan arah kemana sebuah company mau dijalankan. Bikin strategi lalu tau beres. Tetapi jangan lupa manajer itu mempunyai banyak fungsi, dari operasional, procurement, housekeeping, marketing hingga general affair. Owner of the operation. Atau bisa juga anda adalah presiden dan istri anda perdana mentrinya. Atau mungkin Leader dan deputy, dan masih banyak lagi padanannya.

Terus terang saya sendiri mengakui dengan sejujur jujurnya, bahwa saya tidak mampu untuk melakukan yang seperti di atas. Ini bukan pesimistis atau kalah sebelum perang. Tapi memang benar adanya. Terlalu rumit dan berat. Saya lebih memilih kerja fisik namun fokus di satu target selama jam normal ditambah lembur.

Hehe.. dalam sebuah buku, why man can doing anything and woman cannot stop talking. Semua berbalik di posisi masing masing, dari fungsi secara alamiah hingga porsi untuk kemampuan melakukan sesuatu hal. Wanita dan pria memang berbeda, hampir bisa dikatakan berkebalikan. Ibarat kata, penjodohannya adalah untuk menyempurnakan. Haha.. seperti yin yang kali ya..

sebagaimana legenda, wanita adalah sebuah tulang rusuk pria yang hilang. Terus bagaimana dengan yang istrinya nyampe 3 orang..? apa tulang rusuk si pria hilang 3 biji..? ah entahlah..

Bagaimana dengan pendapat anda..?

Rabu, 13 Juli 2011

....opo iki?

Banyak kata² yang ingin diluah tetapi tertinggal jauh di sudut hati…Walaupun saya merasakan hal yg kurang menyenangkan, tetapi saya sering berfikir lebih baik dipendamkan saja dan satu masa nanti biar ia hilang dengan sendiri hingga terlupa. Biarkan ibarat mimpi yang kita lupa setiap kali terjaga dari tidur dan kita pun meneruskan kehidupan ini dengan lebih baik lagi tanpa ada penyesalan…


Saya tidak mampu menutup mulut orang dan menahan gerakan lidah mereka tetapi saya coba semampunya untuk menjaga mulut dan mengawal lidah sendiri. Lebih baik diam dan memperbaiki atau meluruskan setiap kesalahan diri sendiri karena tak mungkin saya cukup baik dan sempurna.

Seberat apapun masalah yang kita hadapi “pasti” sesuai ukuran yang Allah berikan kepada kita. Ini yang harus saya jadikan sebuah “keyakinan mutlak” dalam diri.

Hadapi kehidupan ini dengan apa adanya, tuntun jiwa untuk menerima dan menikmatinya. Tidak mungkin semua orang tulus kepada kita dan semua perkara sempurna dimata kita. Dunia ini memang tercipta dan tempat bertemunya dua hal yang berlawanan, dua hal yang saling bertolak , dua kubu yang saling bertentangan, dua pendapat yang saling berbeda, yang baik dan yang buruk, kebahagiaan dengan kesedihan.

Saya manusia normal yang tidak pernah sempurna dan saya percaya setiap orang memandang sesuatu dengan pandangan berbeda mengikut kehendak dan keperluan . Tentunya saya tidak mampu memenuhi semua kriteria atau standard untuk memuaskan semua orang.

Sabtu, 09 Juli 2011

Tuhan.. aku minta..

Tuhan,
Hari ini, aku hanya meminta
Sepotong senja yang kau ambil dari ronaMu
Dan sebait kelabu yang kau bingkai dari bahagiaMu

Hanya itu..




Minggu, 03 Juli 2011

ga tau pengen nulis apa..

"om.. sebrangin ya..", terdengar percakapan lembut disebelahku pagi tadi.
baru sempat aku menoleh, tangan kecilnya meraih tanganku.

"mau kemana..?"

"sekolahan"


LHAaaaa. saya tak punya sertipikat ahli nyebrang ndalan sak nggon nggon.

"lewat sana saja" jawabku sambil menunjuk ke jembatan penyebrangan yang terlihat kecil jauh di ujung jalan sana, yang harganya nyampe 2 milyar tapi cuma dipake oleh pengemis dan gelandangan. ternyata tepat sekali UUD 1945 mencantumkan pasal 34 itu.

"jauh om.. capek jalannya, cepetan lewat sini"

"ntar kalo ketabrak mobil gimana, lewat sana saja."

"makanya sebrangin om.."

"ya udah sini lewat sana om gendong"