Kamis, 10 Maret 2011

pilih pajak apa zakat?


assalamu'alaikum...
adudududuhh...
lieur pisan, sore ini te..
dihadapkan dengan mata kuliah pajak, yang menurut saya itu tidak pernah masuk akal.

contoh saja, pajak penghasilan. mana ada, wong kita itu kerja dengan tangan sendiri, banting tulang, kerjanya siang-malem kejar orderan, kejar pesanan, pontang-panting ga karuan, giliran dapet hasilnya..dapet duitnya.. ehhh harus bayar pajak?
udalah, ga usah munafik..
pasti agan-agan sekalian kalo disuruh bayar pajak juga ga bakalan mau..ya toh? (heheh..kaya dukun aja,sok tau..)

ok, lanjut
dari kerja keras kita, ternyata ada salah satu anggota keluarga yang sakit atau punya utang buanyak nya sampe ga ketulungan. masih wajib bayar pajak ga kita? wajib lah..
ya kalo sakitnya cuma demam, lha kalo sakitnya diharuskan harus cuci darah seminggu sekali misalkan?
apa wajar, masih harus bayar pajak? tidak ada aturan perpajakan yang mengatur masalah seperti ini..
palingan cuma keringanan. itu pun harus bayar pajak yang terutang dulu, baru bisa dapet keringanan..

contoh kedua, orang miskin yang punya rumah tapi ada sertifikatnya, harus bayar pajak ga? bayar gan..
padahal secara tidak langsung pajak tadi dialokasikan untuk jalan. sedangkan yang orang miskin tadi ga punya kendaraan, dia ikut menikmati hasil dari pembangunan jalan tadi ga? jalan mau dibangun apa engga, dia tetep jalan kaki..
ya to?
trus dari pajak tadi, untuk mendanai subsidi BBM. padahal yang orang miskin tadi ga punya motor, adil ga?

contoh ketiga, pengusaha kecil untuk dapat ikut tender pemerintah harus mempunyai NPPKP (nomor pokok pengusaha kena pajak). jadi, pengusaha yang punya NPPKP itu wajib untuk bayar PPN. PPN itu sendiri biasanya dibebankan kepada konsumen, sehingga berpengaruh terhadap naiknya harga. tapi ini berlaku untuk pengusaha yang ikut tender. kalo yang tidak?
ya dia bisa jual barangnya lebih murah..
hasilnya? yang ikut tender malah ga laku, lama-lama bangkrut tuh perusahaan..
(orang yang pikirannya dangkal pasti bilang "itu mah resiko bisnis gan..")
harus mikir lagi, klo agan mau ngomong kaya gitu.

trus gmn kalo ga ada pajak? pembangunan dapet dana dari mana?
ini dia, solusi jitu yang ada di pikiran saya..
pajak saja yang diwajibkan oleh undang-undang, banyak yang bayar. gimana kalo yang ngatur itu kitab agama ya?
bikin NPWP itu ada prosedurnya, klo zakat? yang penting mampu + cukup umur..
ya to? belum dari yang sedekah dan infaq
PPN hanya berlaku untuk perusahaan besar, perusahaan kecil yang omsetnya dibawah 600 juta pertahun, itu tidak dikenakan pajak pertambahan nilai.
tapi zakat?
untuk semua orang yang punya penghasilan dan mampu, semuanya wajib bayar..

saya yakin, kalo pajak dihapuskan dan diganti dengan zakat, dan pembayarannya di awasi oleh pemerintah, wahh..
pasti pemerataan pendapatan akan bagus, pertumbuhan ekonomi pasti bisa naik 2x lipat, bahkan sampai 700x lipat dengan sedekah..
"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui"(QS. Al-Baqarah: 261)

pilih mana gan, bayar pajak apa bayar zakat?
haha.. :D
semua kembali ke pribadi masing-masing

Tidak ada komentar: