Selasa, 09 April 2013

"soto campur - campur"

aku sering makan soto di deket perempatan buah batu (ga sering2 juga si sebenernya wekekek..). 
rasanya enak polll... kuahnya joss, "mlekohh.." dagingnya ga ecek-ecek. 
kenyang? jangan ditanya. 
harga?  jangan kaget klo tidak murah untuk ukuran warung kaki lima ….. 
satu piring nasi plus soto campur dihargai hingga kisaran Rp 10.000,- .
eits, jangan bilang mahal kalo belum nyoba ya..
awalnya dulu juga gitu, tapi pas uda nyoba ga nyesel. kenyangnya bisa tahan sampe besok siang, maklum anak kos #ehh

Warungnya sederhana dari tenda biasa, cenderung kurang bersih, ditambah racikan tangan si mbok secara langsung tanpa adanya tabir yang menghalangi jemarinya meracik soto andalannya. 
higienis? gausah sok bersih kalo makan di pinggir jalan, karena memang ini adanya.. 
tapi mungkin disitu juga letak kenikmatnannya. 

Warung tersebut berdiri dipinggir jalan Raya buah batu menempel pada dinding pagar beton, sama dengan sebagian besar pedagang yang tidak memiliki lapak yang sah atau legal.. 
Kenapa ya ? apakah mereka tidak mampu mendirikan bangunan ditempat yang legal? 
kayaknya gak juga …. ditempat tersebut demand-nya sangat besar, ga kenal waktu. pagi, siang, sore, malem rame teruss. malahan cenderung macet (kekekekek) sedangkan pemanfaatan lahan yang berpagar beton tadi, oleh pemilik belum di optimalkan. 

Ketika permintaan ato demand ada, lalu kesempatan tersebut tidak disia-siakan..
apakah salah? jangan kita yang memutuskan …. 
jangan cuma mikirin masalah legalitas. legalitas itu cuma formalitas doang!!
Kita lihat dari sudut pandang yang lain, apa itu ? 
bahwa kebanyakan rakyat Indonesia itu bukan pemalas !!! malah pekerja keras. 

Tapi apa bentuk dukungan pemerintah terhadap mereka ? 0 (nol) besar!!!! 
malah sibuk mintain retribusi dari mereka, tau-tau nanti diusir, suruh pindah.
lalu pemerintah kita mikirin apa dan siapa ? 
ya gak tau, yang jelas banyak sekali rakyat indonesia yang tidak tersentuh oleh kebijakan pemerintah, dan mereka bisa survive, bisa hidup. 
Malaskah rakyat Indonesia ? maka dengan tegas kita bisa bilang ”TIDAK”.

Tidak ada komentar: