Selasa, 22 November 2011

opo hayooo??..

Tatkala awan gemawan berarak menyusuri tubir balada kehidupan menjangkau labirin purba menggersangkan sangkala menuju kerinduan qalbu yang kian menyatu mewarnai jelaga hati membiru rupa tak lagi menerima jeda menghardik singgasana tuan pemilik karsa yang mulai menestapa dalam kandungan rima menembus belantara pikir dan jejak-jejak aksara tak terbaca tak bermakna, hm … angin angin mengendus segala rasa. Lha dalah..

*ngerti kah sampean dengan tulisan diatas?
itu hanyalah tulisan yang mengalir, dari hati..

kalo ngerti syukur.. kalo g ngerti.. jangan berputus asa!!
belajar yang rajin ya, biar bisa ngerti ^^v

Rabu, 16 November 2011

masih tentang konstanitas



memang kalo kita gampang berpuas itu justru nyalahi kodrat dan lumrahe menungsa... 



bersyukur itu kewajiban, memang itulah sisi psikologis yang mendukung kita...
tapi bicara keberuntungan.. sebenarnya bukan karena kurang beruntung, tapi kita yg selalu terpola untuk melihat dan mencari keberuntungan, 


harusnya yg namanya keberuntungan itu adalah sebuah series causa yang meleset dari perencanaan yang salah.. yah cuman permasalahan datang ketika kita harus bertahan di konstanitas saja. mempertahankan lebih susah dari pada merebut.

Sabtu, 05 November 2011

ngomplehh..

menulis di sini serasa menginventaris ulang beberapa lembar hari hari yang terlalu crowded dan membutuhkan tempat untuk membuang umpat.
saya tak ingin membicarakan itu, tapi memang sebenarnya saya juga menikmati menulis panjang lebar seperti ini, entah cerita apapun, baik yang jelas maunya maupun yang asal nulis saja.
terus terang saja saat saya menulis ini, sebenarnya saya sedang bimbang, bimbang dalam hal nggolek duwit tentunya. saya termasuk kolot, saya punya cara saya untuk menjalankan sesuatu, dan sering melintas perkarangan orang. ngawur? tak juga, selalu ada 2 sisi mata uang, sebenarnya sih 3 sisi menurut saya.

dibilang saya orangnya si ini atau si itu sebenarnya tidak juga,  dan tak semua orang dapat menerima cara atau pola kerja saya, hanya ada seorang kawakan yang bisa menerima itu, selalu memotivasi dengan bahasa yang khas dan dengan tegas memberikan beban yang tak semestinya (jika orang lain lihat)

"saya punya cara sandiri untuk mempertanggung jawabkan ilmu .. (kalau sedang mood)"
saya teringat sekian tahun lalu ketika saya masih duduk di SMA, "garis tanganmu ora dadi wong sugih." haha.. setidaknya saya cukup menikmati hidup ini. lha terus kapan kawinmu? itu soal lain lagi..
terucap dalam hati saat sharing dengan seseorang kemarin, ada niat yang tak kesampaian dalam mempertanggungkan ilmu, saya pasti bisa menunaikan, namun belum untuk saat ini.

Selasa, 01 November 2011

kerinduan untuk berkeringat dan berteriak

esensi cita-cita iku kan "proses berusaha dan berjuang"...
opo bentuk cita-cita menjadi nomor ke-1000 

aku ket biyen ga duwe cita-cita sing jelas, tapi aku berusaha untuk sesuatu yang ada di depan dengan standarisasi tertentu yang bisa dicapai dan bukan perwujudan pungguk merindukan bulan meski apapun serba mungkin di dunia iki 

konstanitas itu beban. ketika harus melompat jauh. kita jadi secara tak langsung dituntut untuk melompat jauh lagi ke depan. konstan gituloh. lha kuwi sing susah.. piye carane bertahan.. 

waktuku mung 24 jam, umurku lagi semene, cah wingi sore. aku mung cah wingi sore. pro kontra itu pasti. mendukung maupun tak mendukung ki lumrah.. 
Yang benar begini, yang benar begitu.

Haruskah kuturuti ? 

Am I a mindless person? Look at me, I don't have a chance to seek my own truth. 

wes,nda angkat sik gelas'e.. kopi ne selak mambu angin..