Minggu, 14 Agustus 2011

Pribadi Merdeka


kau bilang hidup jangan disesali
Aku bilang salah..
Hidup jangan dikecewakan

ditikam peluru di musim hujan yang membakar



:: bang ersa 1961-2003


menjelang  perayaan hari kemerdekaan, menyeruak sebuah pertanyaan..
apakah kita benar-benar sudah merdeka?
Apa dan bagaimana makna sebenarnya dari kemerdekaan?
Makna merdeka mungkin sangat luas, merdeka secara politik, ekonomi, sosial, budaya atau merdeka secara individu.
Kali ini, saya akan bicara sedikit tentang makna merdeka secara individu dari sisi psikologis. bukan berarti menggurui, hanya mengingatkan diri sendiri. syukur, kalo ada manfaatnya buat yang lain..

Makna merdeka secara individu adalah saat kita tak lagi terpengaruh oleh sikap, kata-kata dan tindakan orang lain. Menurut saya, ini adalah esensi kemerdekaan individu yang sebenarnya. Sesederhana itukah makna kemerdekaan individu? Sikap, kata-kata dan tindakan seseorang atau sekelompok orang sering mempengaruhi diri kita. Kata-kata negatif membuat kita marah, sedih, sakit hati.. Kata-kata positif seperti pujian atau sanjungan membuat kita merasa senang, bahagia, bangga, merasa berharga..

Tanpa disadari kesenangan akan kata-kata yang baik berubah menjadi kebutuhan, bahkan lebih dari itu, kita menjadi kecanduan dengan kata-kata pujian dan sanjungan. Saat tak mendapatkannya kita merasa sedih, merasa kecewa, merasa tak berharga dsb. Kita akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Dengan demikian kesenangan, kebahagiaan, kekecewaan dan kesedihan kita tergantung dari sikap, kata-kata dan tindakan orang lain kepada kita. Hidup kita tergantung kepada orang lain, hidup kita dibelenggu oleh orang lain. Artinya hidup kita belum merdeka.

Jika diri kita sudah merdeka, tak ada apa pun, siapa pun atau peristiwa apa pun yang akan membuat kita marah, kecewa, sedih, sakit hati atau pikiran-pikiran negatif lainnya. Sanjungan dan pujian pun tak akan mempengaruhi kita, tak akan membuat kita tinggi hati atau lupa diri..

*gambar : ersa siregar

Tidak ada komentar: